Ibu....
Padamu, aku belajar banyak, puan.
Perihal menjadi kuat bukan hanya perkara membesarkan otot dan perkataan;ialah berada pada kecemasan yang berhasil ditaklukkan.
Perihal menjadi sabar bukan hanya perkara menanti senja yang kerap datang; ialah berada pada ketidakpastian yang tak lepas dari doa-doa.
Perihal mencintai bukan hanya perkara hak milik dan memberikan segala; ialah berada pada doa dan keikhlasan.
Jika kelak seorang laki-laki bertanya, mengapa aku menjadi seorang perempuan yang begitu kuat menghadapi badai yang tak berkesudahan, begitu sabar menghadapi duka melalui doa-doa, atau begitu mencintai meski tak diinginkan; aku akan berkata,
"ialah ibuku, yang mengajariku demikian."
Ayah....
Kelak, akan ada laki-laki yang mencintaiku serupa engkau mencintai perempuan yang melahirkanku.
Seorang laki-laki yang dicintai dalam setiap napas doa yang begitu ikhlas terjatuh.
Seorang laki-laki, yang kelak mencintaiku utuh, sepertimu.
Terima kasih untuk bertahan hingga detik ini.
"aku mencintaimu, ayah"
Padamu, aku belajar banyak, puan.
Perihal menjadi kuat bukan hanya perkara membesarkan otot dan perkataan;ialah berada pada kecemasan yang berhasil ditaklukkan.
Perihal menjadi sabar bukan hanya perkara menanti senja yang kerap datang; ialah berada pada ketidakpastian yang tak lepas dari doa-doa.
Perihal mencintai bukan hanya perkara hak milik dan memberikan segala; ialah berada pada doa dan keikhlasan.
Jika kelak seorang laki-laki bertanya, mengapa aku menjadi seorang perempuan yang begitu kuat menghadapi badai yang tak berkesudahan, begitu sabar menghadapi duka melalui doa-doa, atau begitu mencintai meski tak diinginkan; aku akan berkata,
"ialah ibuku, yang mengajariku demikian."
Ayah....
Kelak, akan ada laki-laki yang mencintaiku serupa engkau mencintai perempuan yang melahirkanku.
Seorang laki-laki yang dicintai dalam setiap napas doa yang begitu ikhlas terjatuh.
Seorang laki-laki, yang kelak mencintaiku utuh, sepertimu.
Terima kasih untuk bertahan hingga detik ini.
"aku mencintaimu, ayah"
Komentar