Langsung ke konten utama

Suka Duka Naik Kapal Laut

Pernah merasakan travelling naik kapal? Kapal penumpang yang waktu tempuh perjalanannya lebih dari 12 jam. Hmmm bagi sebagian orang, travelling naik kapal bisa jadi hal yang cukup menantang dikarenakan faktor lamanya perjalanan yang dilalui. Lebih dari itu cukup efektif bagi yang ingin menghemat pengeluaran apalagi bila dibandingkan dengan harga tiket pesawat.

Selain itu, beberapa destinasi wisata yang tidak terakomodir melalui pesawat bisa dijangkau dengan kapal. Contoh sederhana adalah Pulau Komodo dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Untuk menuju kesana perlu naik pesawat sampai Labuan Bajo, kemudian melanjutkan perjalanan dengan transportasi laut untuk mencapai Pulau Komodo. Biaya yang diperlukan untuk membeli tiket pesawat plus mencharter boat / kapal pinisi menuju Pulau Komodo bisa mencapai 5 juta atau lebih sekali jalan jika start poinnya adalah pulau Sumatera atau pulau Jawa.
Nah dipostingan kali ini aku mau share beberapa suka duka naik kapal laut, terutama bagi yang pertama kali berlayar dengan kapal laut yaah tentunya kapal penumpang yang besar. Berdasarkan pengalaman pribadi yang udah ngerasain kejepit dan berdesak-desakan di pelabuhan, tidur di dek kapal, dan nyaris kekunci di kamar mandi kapal. Berikut ini ada hal-hal yang menyebabkan berlayar dengan kapal jadi kurang menyenangkan, apalagi berlayar dengan kapal PT. PELNI agak was-was, gak nyaman dan gak aman.

1. Jumlah tempat tidur tidak sama dengan
jumlah tiket yang terjual.

Idealnya, jumlah tiket yang dijual sama dengan jumlah kasur/tempat tidur yang ada di kapal. Misalkan di kapal ada 2.000 tempat tidur, harusnya tiket yang dijual juga 2.000. Jadinya semua penumpang dapat 'seat'. Nah ini gak berlaku untuk kapal. Tiket yang dijual itu gak sesuai dengan jumlah tempat tidur.
Akibatnya apa?
Jumlah penumpang gak sama dengan jumlah tempat tidur. Akhirnya penumpang yang gak kebagian tempat tidur malah menggelar tikar di lorong-lorong, di dek-dek kapal. Kalo musim liburan lorong-lorong yang harusnya steril jadi ketutup sama ibu-ibu dan anak-anaknya yang lagi tiduran, bapak-bapak yang lagi main kartu, dll. Jadinya penumpang lain jadi kesulitan kalo mau lewat. Yang bikin kesalnya lagi, tempat tidur di atas kapal (kelas ekonomi) harus pake sistem rebutan. Siapa cepat dia yang dapat. Nomor kasur/tempat tidur yang tertera di tiket itu cuma omong kosong aja. Orang-orang yang tidur di dek luar itu berbahaya sekali, soalnya kemungkinan jatuh ke laut juga besar.

2. Berebut dan Berdesakan naik ke kapal.

Ini efek domino dari sistem penjualan tiket yang penuh mafia. Orang-orang pada berebut naik ke kapal biar bisa dapat tempat tidur yang kosong. Yang pada dasarnya udah gak tau budaya ngantri, dikasih sistem rebutan, udah deh...Pelabuhan jadi kacau. Penumpang saling berdesakan pengen naik ke kapal seolah-olah zombie udah menguasai kota. Ditambah dengan kehadiran porter yang bawa barang besar-besar dan berat, siap-siap aja terjepit berjam-jam, kehabisan oksigen katena sejauh mata memandang cuma ketek doang yang terlihat. Kasihan anak-anak kecil yang paru-parunya belum kuat menghirup bau ketek dalam jumlah banyak.

3. Toilet dan kamar mandi tidak layak digunakan.

Mungkin di beberapa kapal, toilet dan kamar mandinya bersih dan gak tersumbat ( baik kamar mandi ekonomi dan kelas). Tapi di beberapa kapal juga ada yang kamar mandi dan toiletnya tersumbat. Biasanya di kelas ekonomi. Efeknya, lantai jadi tergenang air. Ditambah orang yang lalu lalang, lantai-lantai jadinya becek.

4. Banyak pencopet/pencuri.

Suasana yang kacau dan penumpang yang berdesakan dimanfaatkan sejumlah orang untuk mencuri barang-barang orang lain di pelabuhan. Tidak cuma di pelabuhan, di atas kapal pun para penjahat ini masih berani beraksi. Sasaran utamanya penumpang-penumpang yang tidur di lantai tadi soalnya mereka tidur di tempat terbuka, tempat yang digunakan orang untuk lalu-lalang. Kalo lengah, barang-barang berharga bakal dicuri.

5. Barang-barang yang gak dimasukin ke kontainer.

Di bagian depan kapal itu sudah disediakan kontainer-kontainer khusus untuk meletakkan barang-barang yang besar, banyak dan berat-berat. Entah kenapa ada juga orang yang diperbolehkan meletakkan barang-barangnya di lorong-lorong kapal atau dek-dek kapal. Barang-barang seperti besi-besi, buah-buahan yang jumlahnya berkilo-kilo, kardus-kardus besar dan tinggi, sampe ada yang naruh motor di dek kapal. Keterlaluan banget tuh orang...

6. Merokok di dalam kapal.

Ini kebiasaan orang Indonesia nih terutama kaum adam. Di dalam kapal itu ada sistem pendingin udara (kalo gak bakal pengap banget). Sudah ada larangan gak merokok di dalam kapal, tapi mereka cuek-cuek aja. Kalo paru-parunya mau dibocorin pake rokok sih gak masalah, bodo amat lah. Tapi asap rokoknya menganggu kesehatan orang disekitarnya seperti anak kecil yang polos, cewek-cewek yang lagi mabuk laut, dan ibu-ibu yang stres ama makanan kapal (kelas ekonomi).

Itu dia beberapa hal dan duka yang membuat penumpang jadi gak nyaman dan aman naik kapal. Yang paling menderita sih penumpang yang di kelas ekonomi. Namanya juga ekonomi, fasilitasnya agak memprihatinkan. Kalo yang di kelas 1, 2, dan 3 mah tempat tidurnya masih baguslah, kayak penginapan-penginapan kelas melati gitu. Kalo kelas 1 baru agak elite dikit. Harga tiketnya juga....
Karena harga tiket kapal kelas 1,2, dan 3 mahal makanya banyak penumpang yang membeli tiket ekonomi, apalagi kalo berangkatnya rombongan, sekeluarga gitu. Jadi ya mau gimana lagi, yaa terpaksa deh menderita selama beberapa hari di kelas ekonomi.

Tapi ada hal lain yang bisa jadi bonus super kalo kita travelling naik kapal. Sukanya kita bisa menikmati 'sunrise dan sunset' dari atas kapal, sensasinya luar biasa apalagi melihat secara langsung. Jarang-jarang lho...Saat malam hari juga kita bisa menikmati langit yang penuh bintang, satu hal yang ga pernah didapat di dalam kota yang penuh dengan polusi cahaya.
Ketika kita mulai bosan dengan waktu pelayaran yang lama, kita bisa membangun obrolan dengan para penumpang lainnya. Nah di poin ini kita bakal dapat pengalaman betapa ramahnya orang Indonesia. Hubungan intra-personal benar-benar dapat terbangun dari obrolan ringan dengan penumpang.
Satu hal yang berkesan di kelas ekonomi adalah rasa kebersamaan di antara penumpang yang tidak saling kenal namun merasa senasib di kelas yang paling rendah.

Berikut ada tips untuk kamu yang pengen nyobain travelling naik kapal.

Tips Pertama, pastikan dapat tempat yang nyaman. Di kapal biasanya jumlah tempat tidur ga mencukupi, penumpang kelas ekonomi banyak yang menggelar alas tidur di lorong-lorong kapal, dekat tangga, atau dimanapun mereka bisa nyaman. Kamu ga mau kan lagi enak tidur tiba-tiba ada yang injak kaki kamu? Bawa sleepingbag bila dirasa perlu. Oiya, jangan berdesakan saat naik kapal karena buru-buru mau ngincer tempat yang perfect. Bahaya bisa bisa bukannya masuk kapal kamu malah jadi berenang di pelabuhan! Masih banyak tempat yang nyaman di atas kapal. Jadi jangan tergesa-gesa naik kapal, apalagi saling dorong.

Tips Kedua, bawalah sambal, saus, kecap, kerupuk serta makanan dan minuman instan seperti mie, kopi sachet, roti, snack atau apapun itu. Walaupun di atas kapal kita dapat makan 3x dalam sehari; pagi, siang, dan malam. Terus terang makanan di atas kapal kurang enak, bumbunya kurang pas, dan rasa sayurnya nyaris hambar. Mungkin koki di kapal kesulitan saat memasak buat ratusan ribu orang atau mungkin disesuaikan dengan budget. Disinilah gunanya bahan-bahan yang tadi disebutkan. Selain itu, di kapal kita juga bebas untuk mengambil air panas. Jadi jangan lupa bawa botol minum supaya bisa mendinginkan air panas tadi dan juga kamu bisa berkreasi dengan membuat segala macam minuman yang kamu mau.
Tips terakhir, bagi yang malas antri untuk mandi. Di atas kapal terdapat banyak wc dan ruang mandi. Tapi jumlah yang tersedia ga cukup untuk mengakomodir seluruh penumpang, jadilah antrian kamar mandi saat pagi dan sore. Untuk mengakalinya, cobalah untuk mandi sepagi mungkin saat penumpang lain masih tidur. Jangan takut kamu bakal kehilangan waktu tidur, karena setelah mandi kamu bisa tidur lagi sepuasnya. Haha yaiyalah soalnya bingung mau ngapain lagi, secara di tengah laut ga ada sinyal juga buat update status atau browsing.

Itu tadi sekelumit masalah dan tips bagi kamu yang ingin travelling menggunakan kapal. Walaupun naik kapal memang banyak dukanya, tapi pengalaman yang bisa kamu dapetin setimpal kok dan 'worth' buat jadi bahan cerita ke anak cucu mu nanti, hahaha.

Komentar

Unknown mengatakan…
Ternyata dari jaman saya naik kapal tahun 1999/2000, kondisi di atas kapal laut belum berubah ya... masih mengenaskan

Postingan populer dari blog ini

Pulau Palue dan Gunungapi Rokatenda

Pada bulan Maret 2015 lalu, saya (mau tidak mau, ngeri campur 'exited') berangkat dari desa Aewora kabupaten Ende menuju pulau Palue yang terkenal dengan letusan gunungapi nya yang dasyat di tahun 1928 silam dengan status yang sekarang waspada dan masih aktif.Lebih kurang 2 jam berperahu dari desa Aewora, gunung Rokatenda dengan kawah terbuka menghadap laut terlihat angker. Asap tipis menguar dari gunung itu. Pulau Palue sebenarnya adalah tubuh gunungapi Rokatenda, yang menjulang dari dasar laut Flores dengan ketinggian 3.000 meter dengan 875 meter bila diukur dari permukaan laut. Palue dalam bahasa masyarakat setempat berarti 'mari pulang'.Pulau Palue sendiri secara geografis berada di wilayah kabupaten Ende namun secara history dan administratif masuk ke dalam wilayah pemerintahan kabupaten Sikka. Pulau Palue memiliki luas lebih kurang 39,5 km2 terbagi menjadi 8 desa yaitu; Lidi, Maluriwu, Reruwairere, Kesukoja, Ladolaka, Tuanggeo, Rokirole dan NitungLea. Dengan has

Perjalanan Ala Ransel "Backpacker"

Bisa mengunjungi berbagai tempat baru, bertemu orang-orang baru, juga pengalaman baru adalah hal yang paling menyenangkan yang bisa didapat dengan perjalanan. Namun kadang perasaan ragu tak jarang meliputi orang yang baru pertama kali akan melakukan perjalanan tersebut dilakukan sendiri tanpa bantuan tour and travel atau agen perjalanan. Perjalanan ada bermacam jenisnya jika dilihat dari cara melakukannya dan juga budget atau dana yang dibutuhkan, dan tentunya setiap jenis perjalanan memiliki kelebihan dan kekurangan, tinggal bagaimana kita menyesuaikan dengan keadaan diri kita atau yang paling membuat kita nyaman. Kali ini saya akan mencoba menjelaskan perjalanan ala ransel atau nama bekennya sekarang 'Backpacker'. Backpacker umumnya dipilih oleh mereka yang menginginkan perjalanan dengan biaya minim atau budget terbatas dan menyukai tantangan perjalanan. Kenapa memilih backpacker? Karena backpacker membuat dan memaksa kita melakukan sesuatu yang lebih bahkan dari kemampuan