Langsung ke konten utama

Sebuah Alasan Sederhana

Pertama kali aku melihat Danau Kelimutu ya di uang lima ribuan waktu kecil dulu. Waktu itu tentu saja aku belum tahu letak dari danau itu. Baru kemudian bertahun-tahun setelahnya aku kembali mendengar tentang Danau Kelimutu di salah satu situs web. Judulnya kalau tidak salah ingat, tujuh danau tercantik di Indonesia. Ya, ternyata Danau kelimutu adalah salah satu dari danau tercantik yang terletak di timur Indonesia. Entah kebetulan atau kesempatan pada Agustus 2014 aku ditugaskan mengajar di Flores selama satu tahun. Tentu saja aku tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mengunjunginya ketika sudah sampai di Ende.

Danau Kelimutu adalah destinasi wisata utama Kabupaten Ende, nusa tenggara timur. Kecantikannya sudah sangat terkenal baik secara lokal maupun internasional. Danau di Kelimutu tidak seperti danau pada umumnya. Karena memang danau ini hasil dari letusan gunung, bekas kubah kawah. Bahkan aku masih bisa mencium bau belerangnya, setiap danau berada dalam cekungan raksasa yang dibatasi oleh dinding-dinding tebing. Dan setiap danau punya warnanya sendiri-sendiri. Dan warna ketiga danau ini tidak tetap, bisa berubah-ubah. Warna yang sekarang adalah merah kehitaman, biru langit dan hijau kehitaman. Tapi ketika air tersebut diambil dan dibawa kr atas maka airnya hanya seperti air biasa, tidak berwarna seperti yang terlihat. Sampai sekarang belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan warna di danau tersebut.

Perjalanan menuju danau disajikan begitu eloknya. Hutan pinus dan semak belukar serta lembah-lembah dan bukit-bukit yang begitu gagahnya. Jalan menuju puncak tidak begitu terjal, cukup landai dan tidak begitu jauh.

Danau kelimutu juga memiliki mitos tersendiri. Warga yang telah meninggal maka arwahnya akan berkumpul di kelimutu untuk selama-lamanya. Dan mereka akan menempati danau sesuai dengan perbuatannya ketika di dunia.

Yang pertama adalah danau yang berwarna biru langit. Namun agak sedikit keputihan seperti susu. Namanya adalah danau Muda Mudi atau orang sini menyebutnya Tiwu Nuwamuri Koofai. Menurut kepercayaan setempat, danau ini adalah tempat berkumpulnya arwah-arwah suci yang bebas dari dosa setelah meninggal dunia.

Yang kedua adalah danau berwarna merah kehitaman atau merah hati. Namanya danau Orang Tua atau orang sini menyebutnya Tiwu Ata Polo. Menurut kepercayaan warga setempat, danau ini adalah tempat berkumpulnya arwah-arwah dengan dosa kecil setelah meninggal dunia. Danau ini letaknya bersebelahan dengan Danau Muda-Mudi.

Yang terakhir adalah danau yang memiliki warna hijau kehitaman. Letaknya menyendiri, tidak bersampingan seperti Danau Muda-Mudi dan Danau Orang Tua atau orang sini menyebutnya Tiwu Ata Mbupu. Menurut kepercayaan warga setempat, danau ini adalah tempatnya berkumpulnya arwah-arwah dengan dosa besar setelah meninggal dunia.

"Aku datang ke Kelimutu untuk sebuah alasan mungkin terdengar biasa saja karena banyak orang yang kesini atas alasan yang sama, melihat danau tiga warna seperti yang ada di uang Rp.5000 di masa kecilku dulu. Tapi untuk menuju ke satu tempat dengan biaya yang cukup mahal membutuhkan alasan yang kuat, bukan hanya sekedar jalan-jalan belaka. Kalau alasannku memang karena pemandangan di selembar uang, selain ini merupakan kesempatanku berada di tanah flores mengabdi selama satu tahun. Sejujurnya memang karena itu. Tidak perlu mencari alasan lain yang lebih filosofis. Sederhana saja."

(Flobamora Manise - 2014/2015)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suka Duka Naik Kapal Laut

Pernah merasakan travelling naik kapal? Kapal penumpang yang waktu tempuh perjalanannya lebih dari 12 jam. Hmmm bagi sebagian orang, travelling naik kapal bisa jadi hal yang cukup menantang dikarenakan faktor lamanya perjalanan yang dilalui. Lebih dari itu cukup efektif bagi yang ingin menghemat pengeluaran apalagi bila dibandingkan dengan harga tiket pesawat. Selain itu, beberapa destinasi wisata yang tidak terakomodir melalui pesawat bisa dijangkau dengan kapal. Contoh sederhana adalah Pulau Komodo dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Untuk menuju kesana perlu naik pesawat sampai Labuan Bajo, kemudian melanjutkan perjalanan dengan transportasi laut untuk mencapai Pulau Komodo. Biaya yang diperlukan untuk membeli tiket pesawat plus mencharter boat / kapal pinisi menuju Pulau Komodo bisa mencapai 5 juta atau lebih sekali jalan jika start poinnya adalah pulau Sumatera atau pulau Jawa. Nah dipostingan kali ini aku mau share beberapa suka duka naik kapal laut, terutama bagi yang pertama

Pulau Palue dan Gunungapi Rokatenda

Pada bulan Maret 2015 lalu, saya (mau tidak mau, ngeri campur 'exited') berangkat dari desa Aewora kabupaten Ende menuju pulau Palue yang terkenal dengan letusan gunungapi nya yang dasyat di tahun 1928 silam dengan status yang sekarang waspada dan masih aktif.Lebih kurang 2 jam berperahu dari desa Aewora, gunung Rokatenda dengan kawah terbuka menghadap laut terlihat angker. Asap tipis menguar dari gunung itu. Pulau Palue sebenarnya adalah tubuh gunungapi Rokatenda, yang menjulang dari dasar laut Flores dengan ketinggian 3.000 meter dengan 875 meter bila diukur dari permukaan laut. Palue dalam bahasa masyarakat setempat berarti 'mari pulang'.Pulau Palue sendiri secara geografis berada di wilayah kabupaten Ende namun secara history dan administratif masuk ke dalam wilayah pemerintahan kabupaten Sikka. Pulau Palue memiliki luas lebih kurang 39,5 km2 terbagi menjadi 8 desa yaitu; Lidi, Maluriwu, Reruwairere, Kesukoja, Ladolaka, Tuanggeo, Rokirole dan NitungLea. Dengan has

Perjalanan Ala Ransel "Backpacker"

Bisa mengunjungi berbagai tempat baru, bertemu orang-orang baru, juga pengalaman baru adalah hal yang paling menyenangkan yang bisa didapat dengan perjalanan. Namun kadang perasaan ragu tak jarang meliputi orang yang baru pertama kali akan melakukan perjalanan tersebut dilakukan sendiri tanpa bantuan tour and travel atau agen perjalanan. Perjalanan ada bermacam jenisnya jika dilihat dari cara melakukannya dan juga budget atau dana yang dibutuhkan, dan tentunya setiap jenis perjalanan memiliki kelebihan dan kekurangan, tinggal bagaimana kita menyesuaikan dengan keadaan diri kita atau yang paling membuat kita nyaman. Kali ini saya akan mencoba menjelaskan perjalanan ala ransel atau nama bekennya sekarang 'Backpacker'. Backpacker umumnya dipilih oleh mereka yang menginginkan perjalanan dengan biaya minim atau budget terbatas dan menyukai tantangan perjalanan. Kenapa memilih backpacker? Karena backpacker membuat dan memaksa kita melakukan sesuatu yang lebih bahkan dari kemampuan