Langsung ke konten utama

GALAU

sepertinya benar hidup ini berputar..
ada yang datang dan ada yang pergi, semua silih berganti.
lagi-lagi mencoba mencurahkan perasaan lewat blog yang sudah mati suri ini..
jari-jari kaku seperti membatu tiap kali menyentuh tuts-tust lembut keyboard kesayanganku..

lagi-lagi curahan hati yang tidak tersampaikan harus lewati dunia maya..
dunia kesemuan tempat kita menjadi seseorang yang berbeda.
tidak ada batasan disini, semua hanya teman berbagi.

teringat kembali rapuhnya perasaan ini, berkali-kali hancur meskipun dibebat lagi, sulit betul-betul sembuhnya..
inginnya pulih tetapi terkadang kembali mendidih.
simple, ini masalah kepercayaan.

mungkin hanya diriku saja yang tidak terbiasa dengan hal ini. dia ingin pergi bersama kawan-kawannya yang berlawanan jenis. biasa? ya. kemana? itu permasalahannya.

sahabat maya, di sini saja saya bercerita..
tentang perasaan terlunta yang tak menyenangkan sama sekali. bukan sakit, cuma pedih..

salahku yang sebelumnya mengijinkan tanpa pikir panjang, apa mau dikata nasi sudah menjadi bubur, tak ingin pergi katanya sekarang, tapi tak mungkin itu terjadi.

galau menjadi semacam kata-kata favorit anak muda sekarang. apa sih 'galau'? well, kalian tidak akan benar-benar tahu sampai merasakannya. enak? pasti........nya TIDAK.

situasi disaat kau tidak tau apa yang kau lakukan karena tubuh dan otaknmu tidak bekerjasama secara sinergis untuk menopang kehidupan anda. sejauh ini hal tersebut yang saya namakan galau. dan itu saya alami.

apa tulisan ini begitu tidak berarti atau tidak dapat dimengerti? ya maklum lah, cuma curahan orang galau yang mencoba untuk menulis setelah sekian lama berhenti menulis.

tampaknya nge-blog semacam ini berpotensi membuat saya ketagihan dan terbebas dari galau sekarang ini.. ya setidaknya melupakan sejenak.

be right back...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suka Duka Naik Kapal Laut

Pernah merasakan travelling naik kapal? Kapal penumpang yang waktu tempuh perjalanannya lebih dari 12 jam. Hmmm bagi sebagian orang, travelling naik kapal bisa jadi hal yang cukup menantang dikarenakan faktor lamanya perjalanan yang dilalui. Lebih dari itu cukup efektif bagi yang ingin menghemat pengeluaran apalagi bila dibandingkan dengan harga tiket pesawat. Selain itu, beberapa destinasi wisata yang tidak terakomodir melalui pesawat bisa dijangkau dengan kapal. Contoh sederhana adalah Pulau Komodo dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Untuk menuju kesana perlu naik pesawat sampai Labuan Bajo, kemudian melanjutkan perjalanan dengan transportasi laut untuk mencapai Pulau Komodo. Biaya yang diperlukan untuk membeli tiket pesawat plus mencharter boat / kapal pinisi menuju Pulau Komodo bisa mencapai 5 juta atau lebih sekali jalan jika start poinnya adalah pulau Sumatera atau pulau Jawa. Nah dipostingan kali ini aku mau share beberapa suka duka naik kapal laut, terutama bagi yang pertama

Pulau Palue dan Gunungapi Rokatenda

Pada bulan Maret 2015 lalu, saya (mau tidak mau, ngeri campur 'exited') berangkat dari desa Aewora kabupaten Ende menuju pulau Palue yang terkenal dengan letusan gunungapi nya yang dasyat di tahun 1928 silam dengan status yang sekarang waspada dan masih aktif.Lebih kurang 2 jam berperahu dari desa Aewora, gunung Rokatenda dengan kawah terbuka menghadap laut terlihat angker. Asap tipis menguar dari gunung itu. Pulau Palue sebenarnya adalah tubuh gunungapi Rokatenda, yang menjulang dari dasar laut Flores dengan ketinggian 3.000 meter dengan 875 meter bila diukur dari permukaan laut. Palue dalam bahasa masyarakat setempat berarti 'mari pulang'.Pulau Palue sendiri secara geografis berada di wilayah kabupaten Ende namun secara history dan administratif masuk ke dalam wilayah pemerintahan kabupaten Sikka. Pulau Palue memiliki luas lebih kurang 39,5 km2 terbagi menjadi 8 desa yaitu; Lidi, Maluriwu, Reruwairere, Kesukoja, Ladolaka, Tuanggeo, Rokirole dan NitungLea. Dengan has

Guru Zaman Now yang Eyecatching

Setiap tanggal 25 November, kita memperingati hari Guru. Sebagai penghargaan pada jasa-jasa yang telah diberikan oleh sang Guru. Sang Pahlawan tanpa tanda jasa, pada, kita semua. Karena Gurulah. Maka, kita sekarang menjadi apa-apa dan siapa-siapa. Tanpa mereka, kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Sebagai individu yang telah menerima begitu besar jasa sang guru. Sebagai upaya kecil untuk membalas jasa guru, maka saya mencoba menulis ini, berdasarkan pada fenomena yang terjadi saat ini. Jadi guru zaman now tentu berbeda dengan zaman baheula. Perbedaan generasi antara guru dan peserta didik adalah kenyataan yang harus disikapi dengan bijak. Rata-rata orang yang sedang menjalani profesi guru saat ini adalah berada pada rentang kelahiran 1981-1994 (Generasi Y), atau bahkan mungkin lebih dahulu dari itu. Sedangkan Usia mereka yang sedang duduk di bangku SD – SMA, yang lahir pada rentang 1995-2010, atau kita kenal dengan Generasi Z. Kids Zaman Now istilah kerennya. Sebuah tulisan