Langsung ke konten utama

Memori yang sudah menjadi Kognitif dapatkah dihapus?

Kognitif?

Hmmm...rancukah?


Disini, kognitif merupakan memori yang sangat amat membekas, ini merupakan rumpun dari kognitif itu sendiri yang salah satunya adalah bagaimana manusia mengingat. Hal-hal yang bisa menjadi bagian dari memori kognitif adalah memori yang sangat berkesan dan mendalam, berisi pengalaman di dalamnya, entah itu pengalaman buruk ataupun pengalaman menyenangkan. Karena biasanya, karena ada momen itulah yang menyebabkan kognitif terjadi.

Coba analisis lirik berikut ini:

AKAL SEHAT by ADA Band

Dulu ku mencintaimu
terasa bahagia
namun kau hilang tanpa jejak
membuat bertanya
apa salah diriku

hapus memori itu
tak semudah dibayangkan
bagai hantu di siang malam
mendera batinku

bayang dirimu
begitu merasuk kalbu

reff:
akal sehat ku berhenti
kala menatap indah matamu
hingga melumpuhkan jiwa
kau mencuri perhatian dan sayangku
takkan lagi ku pungkiri semua

saat kucoba tegar
hadirmu kembali
ada dera di sekujur tubuh
lelah tuk berpikir
sakit ku melihatnya

bawa sejuta maaf
entah dari hati
letakkan janji sekali lagi
di atas segalanya

akankah ini
hanya pelarian tanpa ujung

repeat reff [3x]

aku memang cinta padamu

Hmm....susah kan jika ingin memaksa memori kognitif itu untuk hilang?
Jangan berlari menjauhi memori itu, karena akan menjadi pelarian tanpa ujung...
Jangan mencoba menghapusnya, karena akan semakin teringat Namun, cobalah mengalihkannya dengan sesuatu yang jauh lebih bermanfaat, dapat menyimpan memori baru juga akan lebih membantu...
Memaafkan jauh lebih mudah daripada melupakan, itu kata-kata bijak yang sangat simpel namun lumayan susah untuk dilakukan...Bahagia, sedih, kecewa, itu diatur oleh diri sendiri, oranglain hanya berperan sebagai peran pembantu, hanya sebagai penghias bingkai, yanga da di bingkai itu adalah diri kita...Kita yang mengemudikannya, kita yang mempersepsikannya.

Wish You a Happy life, guys ^__________^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suka Duka Naik Kapal Laut

Pernah merasakan travelling naik kapal? Kapal penumpang yang waktu tempuh perjalanannya lebih dari 12 jam. Hmmm bagi sebagian orang, travelling naik kapal bisa jadi hal yang cukup menantang dikarenakan faktor lamanya perjalanan yang dilalui. Lebih dari itu cukup efektif bagi yang ingin menghemat pengeluaran apalagi bila dibandingkan dengan harga tiket pesawat. Selain itu, beberapa destinasi wisata yang tidak terakomodir melalui pesawat bisa dijangkau dengan kapal. Contoh sederhana adalah Pulau Komodo dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Untuk menuju kesana perlu naik pesawat sampai Labuan Bajo, kemudian melanjutkan perjalanan dengan transportasi laut untuk mencapai Pulau Komodo. Biaya yang diperlukan untuk membeli tiket pesawat plus mencharter boat / kapal pinisi menuju Pulau Komodo bisa mencapai 5 juta atau lebih sekali jalan jika start poinnya adalah pulau Sumatera atau pulau Jawa. Nah dipostingan kali ini aku mau share beberapa suka duka naik kapal laut, terutama bagi yang pertama

Pulau Palue dan Gunungapi Rokatenda

Pada bulan Maret 2015 lalu, saya (mau tidak mau, ngeri campur 'exited') berangkat dari desa Aewora kabupaten Ende menuju pulau Palue yang terkenal dengan letusan gunungapi nya yang dasyat di tahun 1928 silam dengan status yang sekarang waspada dan masih aktif.Lebih kurang 2 jam berperahu dari desa Aewora, gunung Rokatenda dengan kawah terbuka menghadap laut terlihat angker. Asap tipis menguar dari gunung itu. Pulau Palue sebenarnya adalah tubuh gunungapi Rokatenda, yang menjulang dari dasar laut Flores dengan ketinggian 3.000 meter dengan 875 meter bila diukur dari permukaan laut. Palue dalam bahasa masyarakat setempat berarti 'mari pulang'.Pulau Palue sendiri secara geografis berada di wilayah kabupaten Ende namun secara history dan administratif masuk ke dalam wilayah pemerintahan kabupaten Sikka. Pulau Palue memiliki luas lebih kurang 39,5 km2 terbagi menjadi 8 desa yaitu; Lidi, Maluriwu, Reruwairere, Kesukoja, Ladolaka, Tuanggeo, Rokirole dan NitungLea. Dengan has

Guru Zaman Now yang Eyecatching

Setiap tanggal 25 November, kita memperingati hari Guru. Sebagai penghargaan pada jasa-jasa yang telah diberikan oleh sang Guru. Sang Pahlawan tanpa tanda jasa, pada, kita semua. Karena Gurulah. Maka, kita sekarang menjadi apa-apa dan siapa-siapa. Tanpa mereka, kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Sebagai individu yang telah menerima begitu besar jasa sang guru. Sebagai upaya kecil untuk membalas jasa guru, maka saya mencoba menulis ini, berdasarkan pada fenomena yang terjadi saat ini. Jadi guru zaman now tentu berbeda dengan zaman baheula. Perbedaan generasi antara guru dan peserta didik adalah kenyataan yang harus disikapi dengan bijak. Rata-rata orang yang sedang menjalani profesi guru saat ini adalah berada pada rentang kelahiran 1981-1994 (Generasi Y), atau bahkan mungkin lebih dahulu dari itu. Sedangkan Usia mereka yang sedang duduk di bangku SD – SMA, yang lahir pada rentang 1995-2010, atau kita kenal dengan Generasi Z. Kids Zaman Now istilah kerennya. Sebuah tulisan